"Apapun yang terjadi, ku kan slalu ada untukmu.. Janganlah kau bersedih coz everything gonna be okay.."
Pagi ini ada sebuket bunga di depan rumahku. Ya rumahku, setelah kejadian Bundaku meninggal. Aku tinggal bersama Ayah kembali. Sedih sih, meninggalkan gereja, tapi ya mau bagaimana lagi. Ayahku memohon kepadaku.. namun.. Aku masih tetap bekerja di sekolah B jadi aku masih sempat untuk singgah sebentar di gereja.
"Mbak Roro.. Ini bunga dari siapa, Mbak tahu ga?"
"Ga, dek Cinta. Mbak ga tahu, saya ajah tahu itu bunga ada di depan dari adek Cinta sendiri."
"Ohh gitu, ya sudahlah. Bilang Ayah nanti, Cinta sudah pergi yah? Gag enak banguninnya."
"Okayy"
Lily.. Siapa yang tahu aku suka sekali dengan lily? Hmmmm.. Aneh.. Ehemm, ternyata ada kartu di dalamnya.. Tak sabar aku membukanya, siapa tahu.. Salah alamat..
"Melihat senyummu, membangkitkan semangatku"
Hanya untaian kata, sederhana sekali.. Tapi, berhasil membuatku tersenyum.. Ada-ada saja pikirku..
"Berdiri, beri salam.."
"Selamat pagi ibu guru, cantikkkkk"
"Selamat pagi anak-anak, udah pada sarapan kn??"
"Udahh ibu guru"
Setelah aku mengajar beberapa prakarya untuk para muridku, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kelasku..
"Maaf ibu Cinta, saya hanya mengantar ini" suara yang tak asing bagiku, pesuruh sekolah ini. Yang tinggal di dalam gereja.
"Ohh, udin.. Bunga lily?? Kau tahu ini dari siapa?"
"Tidak ibu, tadi ada tukang bunga. Yang mengantarkan, dan mengatakan ini untuk ibu"
"Hmmmmm, oke kalau begitu udin. Terima kasih yah? "
"Sama-sama ibu."
Hmmmm, aku terdiam cukup lama memandangi kepergian udin dan bunga di tanganku.. Siapa yang jail, mengerjaiku?? Ckckcck lagi-lagi hanya ada sederet kalimat di kartu itu.
"Duhai kasihku, kau cantik sekali hari ini"
"Ciee, ibu Cinta.. Dapet bunga lagi tuh.." Seru salah satu guru di kantorku, sambil menunjuk meja kerjaku.
"Ibu tau, ini dari siapa?" Tanyaku penasaran.. Jelas, ini kali ke3 aku dapet bunga.
"Tidak tahu bu, sebelum saya disini, bunga itu sudah ada."
"Ohh, begitu toh bu.. Okayy lahh.."
Dan lagi-lagi hanya sebaris kalimat..
"Bening, seperti setetes embun pagi."
"Wah, Ibu Cinta, cantik sekali hari ini. Persis bunga lily yang ibu pegang."
Sontak aku terkejut, tiba-tiba pak Akbar berbicara seperti itu. Persis, seperti untaian kata yang ada di dalam bunga itu.
"Hmmm, bapak tahu bunga ini dari siapa? Sepertinya saya di kerjai." Aku curiga, kalau pak Akbar yang melakukan semuanya. Wajar, sudah lama dia mengejar-ngejar aku.
"Wahhh.. Pastinya, orang itu ad di sekitar sini, ibu Cinta. Sudah bel, saya harus mengajar, nanti siang saya antar pulang yah ibu?"
"Ohh, maaf.. Saya ada urusan sebentar di luar sebelum pulang ke rumah."
"Sayang sekali, tapi tak apa. Masih ada kesempatan di lain hari. Selamat mengajar."
"Iyah, pak."
Fiuhh.. Lega rasanya, pak Akbar itu cukup menarik, baik hati, dan sayang sekali kepada murid-murid. Tapi, entah mengapa aku tak nyaman berdekatan dengannya. Aku masih berpikir, dan curiga. Jangan-jangan ini ulahnya, aku binggung. Apa aku harus belajar melupakan Sam, dan mencoba mencintai pak Akbar?? Entahlahh...
"Permisi, paket pos.."
"Iyah, pos? Dari mana yah pak?" Kebetulan tukang pos datang, saat aku sudah memasuki pekarang rumah.
"Ini, dari Jakarta bu. Untuk ibu Cinta." Jawab pak Pos ramah.
"Ohh, saya sendiri. Mari saya tanda tangan."
"Oke bu, terima kasih."
Aku mengetuk-ngetuk dan mengoyang-goyangkan kotak itu. Cukup besar, namun aku semakin penasaran apa isinya, dan aku buru-buru masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa, lalu membukanya pelan-pelan.
Gaun merah? Ehemmm.. Dan secarik kertas.
" Embun yang terperngkap dalam lembutnya daun dan selalu tersimpan dalam sejuknya jiwa." (I hope u come tonight, jl. Kebayoran lama no. 88, restaurant Lily meja 8. Jam 7p.m. See u there."
What?? Apa maksud semuanya? Nanti malam? Sedangkan sekarang sudah pukul 5.30. Aku bergegas, mandi. Aku penasaran, yahh.. Sangat penasaran. Ingin rasanya, aku hajar, jika orang itu orang yang berniat mengerjaiku.
"Kamu mau kemana Cinta, koq rapi sekali??" Tanya ayah.
"Cinta, mau makan malam yah. Panjang ceritanya, cinta udah cantik belum?"
"Sudah.. Sudah.. Cantik sekali, persis bundamu dulu waktu masih muda."
"Ahhh, ayah.. Udah ahh, jangan bikin cinta sedih. Cinta pergi dulu ya, ayah." Sontak aku mencium pipi ayah.
"Heiii, heii, Cinta.. Jemputannya udah ada di depan yah? Jangan bawa mobil." Teriak ayah
Apa?? Jemputan?? Gag salah?? Dan benar, setelah aku membuka pintu gerbang depan, aku mendapatkan mobil BMW merah, yang serasi sekali dengan gaunku malam ini. Aku duduk dalam diam, dan sepertinya supir mobil ini juga tak berniat membuka pembicaraan. Sampai, akhirnya mobil berhenti di sebuah restauran mewah. jl. Kebayoran lama no. 88, restaurant Lily meja 8. Meja 8. Aku mencoba mengingatnya. Okehh, 8. Kenapa serba 8 yh? Kebetulan sekali karena aku menyukai angka 8. Aku di sambut, dengan ramah oleh para pelayan di sana, dan menujukan meja 8. Dan aku mendengar suara seseorang di atas panggung.
"Melihat senyummu, membangkitkan semangatku.."
Jantungku terasa berhenti, ini seperti kalimat yang ada di bunga lily tadi pagi, dan aku mencoba berdiri dan mencoba melihatnya, namun nihil. Sama sekali tak terlihat.
" Duhai kasihku, kau cantik sekali hari ini.. Bening, seperti tetesan embun pagi."
Aku kembali duduk, dan mencoba menikmati nyanyian yang merdu itu, dan aku teringat akan sesuatu.
"Embun pagi, yang terperangkap dalam lembutnya daun dan selalu tersimpan dalam sejuknya jiwa."
Aku ingat.. Diaaaaa.. Dan, entah mengapa aku teringat tentang dia, suara itu. Dan airmataku menetes ketika orang itu berbicara.
"Sayang, happy anniversary yang ke 8th yah." Dan entah kenapa, kakiku hanya berlari, mendekati panggung.
Dannnn.....
Benar.. Suara itu suara..
SAM!!!!
dan, aku tak bisa mengungkapkan kata-kata. Aku berlari memeluknya, dan sontak semua orang bertepuk tangan. Aku melihat Ayah, aku melihat mami, papi, aku melihat mbak gladish dan teman-teman SMA ku datang, dan bahkan keluarga di gerejaku juga.
"I miss u, n I'll never let u go again."
"Promise?" Hanya itu yang bisa aku keluarkan.
"Yeahhh, of course."
Dan kami, menghabiskan malam dengan bersenang-senang. Dan kami (aku dan Sam) tahu, kalau ini waktu yang tepat untuk memulai semuanya dari awal.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar