Senin, 08 Agustus 2011

True love #Part 1

"Sayanggg.. Happy valentine day"
"......."
"Sayang, koq diem? Kamu knp? Sakit? Koq pucet?"
"Aaaakkkkuuuu....."
"Ya, kamu kenapa??"
"Aaakuuu, hamil"
"Apa????!!!!!"

Namaku Cinta, aku seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA di sekolah A. Aku di keluarkan dari sekolah karena aku hamil, karena berhubungan dengan pacarku yang bernama Sam. Kejadian waktu itu berlangsung sangat cepat, dan tak bisa aku cegah. Karena Sam memaksaku. Sekarang aku tinggal di sebuah kontrakan kecil bersama suamiku Sam. Kami di usir oleh kedua orangtua kami, karena telah mencoreng nama baik mereka.

Kami (aku dan Sam) hidup serba pas-pasan, karena kami bergantung penuh dengan semua tabungan yang kami punya. Namun, terkadang kami harus rela tidak makan hanya untuk membeli barang jahanam yang sudah mendarah daging di hidup Sam. Narkoba!

Awalnya, Sam bukan seorang pecandu. Dia di besarkan oleh kelurga yang kaya raya. Dari kecil, Sam sudah terbiasa hidup mewah. Sam juga satu-satunya pria yang aku cintai. Dia pintar, dia tampan, dia jago dalam hal bermusik dan olahraga. Namun, hal itu menjadi sia-sia ketika Sam menyentuh barang jahanam itu. Aku mengenal Sam sejak dulu, Sam seringkali mengeluh kepadaku, karena kedua orangtuanya selalu sibuk dengan urusan mereka sendiri, sampai pada akhirnya mereka bercerai karena perbedaan pendapat diantara mereka. Sejak saat itu, Sam menyentuh barang jahanam itu! Dan sampai sekarang menjadi bagian hidupnya.

Aku, seorang kapten cheers di sekolah ku. Aku menjadi salah satu Top Girl di sekolah, karena banyak yang bilang aku menarik. Mungkin, dari situ Sam menyukaiku. Aku hidup di keluarga yang berlatar belakang baik sangat baik, kedua orangtuaku pendeta di salah satu gereja di daerah rumahku. Aku di didik sedemikian baik, sampai aku tak rela meninggalkan Sam sendirian. Aku di usir dari rumah, karena aku mengakui bahwa aku telah hamil. Walaupun mereka pendeta sekalipun, mereka sangat terpukul dan Ayahku yang sangat keras mengusirku karena mengetahui aku lebih memilih Sam yang adalah seorang pecandu. Akupun tidak pernah menginginkan ini terjadi. Kejadian itu berlangsung sangat cepat, di saat Sam sedang terlena oleh obat jahanam itu dan aku sedang asik membaca novel di kamarnya. Tiba-tiba Sam memaksaku, karena pengaruh obat itu sangatlah besar, akupun menyerah dan terjadilah semuanya.

Aku mengasihi Sam, dan perasaan ini menjadi lebih kuat ketika aku hidup bersamanya dalam 1 rumah, walaupun hidup kami serba pas-pasan. Ya, aku pikir semuanya akan baik-baik saja, karena ku pikir uang tabungan kami cukup banyak, namun aku melupakan hal satu ini. Lupa kalau suamiku adalah pecandu aktif. Hidupku berubah, ketika aku terpaksa tidak membelikan obat itu kepada suamiku, karena uang di tabungan nyaris habis. Awalnya Sam hanya tersenyum, namun ketika dia mulai sakaw. Sam sangat menderita, dan memohon-mohon kepadaku untuk membelinya. Awalnya aku menolak. Namun, ketika Sam mulai memukuliku dan memaksaku membeli obat itu, akhirnya aku pun mengalah. Aku terlalu mengasihinya, bukan karena aku yang tak kuat dia pukuli, tapi karena aku tak kuat hati melihat betapa Sam menderita.

6bulan berlangsung begitu cepat, perutku pun semakin besar dan sekarang uang di tabungan kami habis. Tidak ada 1 rupiahpun yang tersisa. Dan aku bertekad, untuk membantu Sam berhenti menjadi seorang pecandu. Setiap hari aku menangis, melihat Sam menderita, ketika dia mulai sakaw, aku rela di pukuli habis-habisan karena sudah menjadi kebiasaanya, dan setelah dia puas memukuliku, aku selalu memeluk dan menciumnya. Apakah ini cinta? Ya, aku begitu mengasihinya.
"Sayangggg.. Kamu sayangkan sama aku?? Koq kamu tega sih??"
"Ya, aku sayang sama kamu. Tahan yah sayang."
"Sayaanggg, aku udah gag tahannnn.. Sakittttt"
"(Hiks) ya sayang, tahaan yahhh."
"Sayangggg, koq kamu tega sihhh?beliin akuu.. Kali ini ajah, sakiiitttt"
"Sayang, maaf.. Aku gag bisa, tahan yahhhh"
Aku selalu menangis, ketika melihat Sam menderita karena sakitnya itu. Betapa malangnya dia, aku selalu memeluknya, berharap bisa meringankan sakitnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar