Rabu, 23 November 2011

dengarkan curhatku

heiiiii..
baru buka blog lagi.. banyak sarang laba-labanya yah sekarang.. hahaha
mau nulis apa yah?

oke, perkenalkan nama gw yere, gw anak pertama dari 5 bersaudara.. gw punya kedua orangtua yang sibuk minta ampun yang terkadang gw galau di buat mereka.. n gw punya 1orang pacar yahhh bisa di bilang lumayanlah yah..

gw kenal sm pacar gw ini dr pertama kali masuk gereja.. haha.. sok rohani banget yh, ketemu cowo di gereja.. haha.. dan gw masuk gereja dr kelas 4sd, so gw kenal sm dy dari gw masih bocah.. haha singkat cerita, dia cinta masa kecil gw, dan diapun begitu.. gw jadian sama dy yah sekitar kelas 2/3 smp deh gw rasa.. n hubungan kita ga berjalan mulus.. dan kandas di umur 6bulan.. hahahaha
dia melarikan diri ke manado nan jauh disana, padahal gw udah daftar di sekolah yang dimana gw sama dy udah janjian buat 1 sekolah sama-sama.. sedih juga yah ingetnya.. dan sekarang gw balikan lagi!!!!!!!!!!
gw jadian tgl 13/08/11 awalnya si manisssssssss, semanis gula.. tapi akhir-akhir ini selalu berantem

Senin, 08 Agustus 2011

Everything is all about you #Part 2

seiring jalannya waktu.. aku semakin lupa tentang semua masa laluku.. semua tentang Bandung.. semua tentang Sam.. semenjak aku di Jakarta, aku selalu di sibukan dengan buku-buku-buku dan buku.. maklum, aku selalu di andalkan mewakili sekolah untuk berlomba ke sana ke mari..

"puuuuuuuuu.. cupuuuuu.." teriak Rio
"ya?" aku sama sekali tak tertarik dengan teriakan Rio barusan
"koqqq.. cuma bales ya? bales sayang donggggg" seperti biasanya tangan Rio merangkulku layaknya orang pacaran
"yaaa.. sayang.. jangan manggil cupu kali" entah kenapa aku begitu bodoh, dengan mudahnya aku mengikuti semua permainan Rio
"kamu cantik sekali Sha hari ini, pasti ga lupakan bekal hari ini?" sambil mencubiti pipiku
"kamu datang kemari hanya untuk menanyakan bekal ini?"
"gaa dong, kan mau ketemu kamu. aku kangen, oh yahh. aku lapar, mana dong bekalnya?"
"iyah, iyah ini.. mama bungkusin om.."
"ohhh, wahhhhh.. enak sekali.. aku makan di kantin yah sayang, nanti keburu masuk. dah sayang."
"prenggg" jawabku lemah, belum juga aku melanjutkan kata-kataku Rio sudah pergi meninggalkanku. banyak orang bilang kalau aku ini bodoh, bisa mau sama cowok macam Rio, yang katanya hanya ingin memanfaatkan aku saja. memanfaatkan otakku, bekal istirahatku, dan lain-lainnya. tapi, yah sudahlah, selagi dia belum kurang ajar kepadaku. kenapa enggak punya pacar seperti dia??

lagi-lagi hari ini aku pulang dengan membawa setumpuk buku-buku yang harus aku pelajari, rencananya sekolahku akan mengadakan lomba cerdas cermat, nahhhhhhhh.. aku inilah tumbalnya.. aku harus kerja extra supaya aku tidak mengecewakan guru-guru yang sudah baik memberikan bimbingan sepanjang hayatku.. teganya teganya..teganya teganyaaaaaaaaaaaaaa.. andai Rio menemaniku hari ini, boleh di bilang aku mulai termakan dengan gombalan-gombalan maut yang Rio sering ucapkan, tapi aku rasa Rio mengucapkan itu hanya untuk bahan tertawaan anak satu kelas saja..

waktu itu, berjalan cepat sekali.. tepat pada hari ulang tahunku, tidak ada yang mengucapkan selamat padaku di sekolah.. dan saat itu ketika bel usai sekolah berdering, tiba-tiba Rio menghampiriku. dan mengucapkan selamat ulang tahun. dan dari situlah Rio memanggilku dengan sebutan cupu sayang, konyol bukan? tidak ada moment tembak menembak, tidakada bunga, tidak ada coklat atau boneka, hanya dengan ucapan simpel "selamat ulang tahun, sha" tapi ya sudahlah, mungkin memang Rio malu mengutarakan itu semua. aku hanya memaklumi saja.

sempat aku ingin menanyakan, hal ini kepada Rio. cuma aku belum siap kalau-kalau Rio hanya mengerjaiku saja. dan mungkin aku juga malu kalau-kalau dia benar-benar menyukaiku. ya sudahlah, mungkin nanti semua akan terkuak seiring jalannya waktu..lebih baik, aku fokus dengan buku-buku di depanku..

lama aku memandangi materi-materi yang ada di buku-buku itu, dan aku kembali teringat tentang isu murid baru yang tadi pagi menggemparkan satu sekolahku, siapa yah kira-kira cowok itu? kenapa jadi pusat perhatian banyak orang seperti tadi? berbeda, seperti waktu aku datang dulu.. hmmmmmmmmm..ya sudahlah, repot-repot amat..

Everything is all about you #Part 1

Dear diary..
Aq sedih, aq sekeluarga pindah ke Jakarta.. Papa pindah tugas di sana, padahal aq udah bilang kalo aq mau tungguin Owen pulang.. Tapi mereka gag ngerti.. Dan terus paksa aq untuk ikut mereka ke Jakarta.. Sekolah baru, teman baru, suasana baru.. Aq gag suka Jakarta, penuh polusi, macet, banyak banget penduduknya, dan gag ada temen yang asik.. Gag kayak Bandung ry.. :'( aq kangen Bandung.. Aq kangen Owen..

Dy gag bakalan bisa kirim surat lagi ke rumahku, aq gag sempet kasih tau Owen kalo aq pindah ke Jakarta.. :'( semoga bulan dan bintang mempersatukan kami..

"Shaaaaaa.. Cepet dong, mama udah laper nih.. " Teriak mama dari lantai bawah.
"Iyah ma.. Bentar.." Keasikan nulis diary, aku sampai lupa makan malam.

Udah dulu yah ry, mama udah teriak-teriak nanti aq kena omel lagi.. ==a see u tomorrow.. :*

"Ya, ampun sha.. Kamu ngapain sih? Lama banget baru turun?" Omel mama.
"Keasikan nulis diary ma."
"Lama-lama diarynya mama bakar yah sha, kalo tiap malem begini terus." Ancam mama.
"Udahhh.. Udahh.. Kalian ini, papa udah laper ini, ayo makan." Papa emang super hero lah buat aku, menolong aku dari ocehan maut mama.

"Ohh, ya shaa.. Gimana sama sekolah barumu? Enak?" Tanya papa memecah kesunyian di meja makan.
"Ahhh.. Papa tau jawaban aku kan?"
"Apa? Lebih enak Bandung?"
"Shaa.. Kamu tuh harus biasain tinggal di Jakarta, masa kamu mau temenan sama anak kampung terus?" Sambung mama.
"Mereka bukan anak kampung mama!" Protesku keras.
"Udah.. Udaah.. Ini meja makan, masa kalian berantem." Tengah papa.
"Tau tuh mama, aku jadi gag selera makan, aku naik duluan pa ma, nite."
"Shaaa.." Panggil papa.
Tapi aku cuekin, aku kesel sama mama. Kenapa masih ajah ngatain temen-temen aku itu anak kampung?? Padahal, mereka baik-baik. Gag seperti di sini. Apan, aku baru masuk tadi pagi, dan mereka mengacuhkan aku seakan aku ini tidak ada. Aku bersekolah di SMP Citra, bukannya aku di sambut dengan baik, namun mereka malah memanggil aku si cupu.

Everything is all about you #Prolog

"Kamu mau kemana?"
"Aku gag tahu, kata mama ke daerah yang jauh dari sini"
"Jangan tinggalin aku!!!"
"....."
"Kamu jahat, nanti aku main sama siapa? Siapa yang lawan anak-anak itu kalau mereka godain aku lagi (hiks)" terdengar isakan tangis.
"Maaf... Tapi aku janji, kalau aku besar nanti aku akan kembali, dan kita main lagi yah?"
"Owenn.. Ayuk, bentar lagi kita berangkat." Teriak mama Owen dari sebrang sana.
"Iyaaaa, maaaa.. 5menit." Balas Owen
"Aku cuma punya waktu 5menit. Aku inget kata-kata papa yang sering papa kasih ke aku kalo everything's gonna be alright, Sha. Kamu harus bisa lawan mereka yah? Harus kuat, kaya ultraman!! Ciattt.. Ciatt.. Dan tunggu aku pulang yah?"
"(Hiks) iyahhh.."
"Janji??" Owen mengeluarkan kelingkingnya.
"Janji.." Balas Sasha.
"Demi persahabatan kita, biar bintang dan bulan yang jadi saksinya."
"Kamu bintang, aku bulan."
Dan kedua anak itu tertawa, sambil menutupi kepedihan hati mereka.
"Aku pergi, yahhh.." Pamit Owen
"Tunggu.. Ini bawa topi aku, supaya kamu inget aku terus."
"Yayaya, ini sweeter aku pake yah? Supaya gag kedinginan."
Dan mereka saling berpelukan dan melambaikan tangan..

True love #Part 6 akhir

"Apapun yang terjadi, ku kan slalu ada untukmu.. Janganlah kau bersedih coz everything gonna be okay.."

Pagi ini ada sebuket bunga di depan rumahku. Ya rumahku, setelah kejadian Bundaku meninggal. Aku tinggal bersama Ayah kembali. Sedih sih, meninggalkan gereja, tapi ya mau bagaimana lagi. Ayahku memohon kepadaku.. namun.. Aku masih tetap bekerja di sekolah B jadi aku masih sempat untuk singgah sebentar di gereja.
"Mbak Roro.. Ini bunga dari siapa, Mbak tahu ga?"
"Ga, dek Cinta. Mbak ga tahu, saya ajah tahu itu bunga ada di depan dari adek Cinta sendiri."
"Ohh gitu, ya sudahlah. Bilang Ayah nanti, Cinta sudah pergi yah? Gag enak banguninnya."
"Okayy"
Lily.. Siapa yang tahu aku suka sekali dengan lily? Hmmmm.. Aneh.. Ehemm, ternyata ada kartu di dalamnya.. Tak sabar aku membukanya, siapa tahu.. Salah alamat..
"Melihat senyummu, membangkitkan semangatku"
Hanya untaian kata, sederhana sekali.. Tapi, berhasil membuatku tersenyum.. Ada-ada saja pikirku..


"Berdiri, beri salam.."
"Selamat pagi ibu guru, cantikkkkk"
"Selamat pagi anak-anak, udah pada sarapan kn??"
"Udahh ibu guru"
Setelah aku mengajar beberapa prakarya untuk para muridku, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kelasku..
"Maaf ibu Cinta, saya hanya mengantar ini" suara yang tak asing bagiku, pesuruh sekolah ini. Yang tinggal di dalam gereja.
"Ohh, udin.. Bunga lily?? Kau tahu ini dari siapa?"
"Tidak ibu, tadi ada tukang bunga. Yang mengantarkan, dan mengatakan ini untuk ibu"
"Hmmmmm, oke kalau begitu udin. Terima kasih yah? "
"Sama-sama ibu."
Hmmmm, aku terdiam cukup lama memandangi kepergian udin dan bunga di tanganku.. Siapa yang jail, mengerjaiku?? Ckckcck lagi-lagi hanya ada sederet kalimat di kartu itu.
"Duhai kasihku, kau cantik sekali hari ini"


"Ciee, ibu Cinta.. Dapet bunga lagi tuh.." Seru salah satu guru di kantorku, sambil menunjuk meja kerjaku.
"Ibu tau, ini dari siapa?" Tanyaku penasaran.. Jelas, ini kali ke3 aku dapet bunga.
"Tidak tahu bu, sebelum saya disini, bunga itu sudah ada."
"Ohh, begitu toh bu.. Okayy lahh.."
Dan lagi-lagi hanya sebaris kalimat..
"Bening, seperti setetes embun pagi."

"Wah, Ibu Cinta, cantik sekali hari ini. Persis bunga lily yang ibu pegang."
Sontak aku terkejut, tiba-tiba pak Akbar berbicara seperti itu. Persis, seperti untaian kata yang ada di dalam bunga itu.
"Hmmm, bapak tahu bunga ini dari siapa? Sepertinya saya di kerjai." Aku curiga, kalau pak Akbar yang melakukan semuanya. Wajar, sudah lama dia mengejar-ngejar aku.
"Wahhh.. Pastinya, orang itu ad di sekitar sini, ibu Cinta. Sudah bel, saya harus mengajar, nanti siang saya antar pulang yah ibu?"
"Ohh, maaf.. Saya ada urusan sebentar di luar sebelum pulang ke rumah."
"Sayang sekali, tapi tak apa. Masih ada kesempatan di lain hari. Selamat mengajar."
"Iyah, pak."
Fiuhh.. Lega rasanya, pak Akbar itu cukup menarik, baik hati, dan sayang sekali kepada murid-murid. Tapi, entah mengapa aku tak nyaman berdekatan dengannya. Aku masih berpikir, dan curiga. Jangan-jangan ini ulahnya, aku binggung. Apa aku harus belajar melupakan Sam, dan mencoba mencintai pak Akbar?? Entahlahh...

"Permisi, paket pos.."
"Iyah, pos? Dari mana yah pak?" Kebetulan tukang pos datang, saat aku sudah memasuki pekarang rumah.
"Ini, dari Jakarta bu. Untuk ibu Cinta." Jawab pak Pos ramah.
"Ohh, saya sendiri. Mari saya tanda tangan."
"Oke bu, terima kasih."
Aku mengetuk-ngetuk dan mengoyang-goyangkan kotak itu. Cukup besar, namun aku semakin penasaran apa isinya, dan aku buru-buru masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa, lalu membukanya pelan-pelan.
Gaun merah? Ehemmm.. Dan secarik kertas.
" Embun yang terperngkap dalam lembutnya daun dan selalu tersimpan dalam sejuknya jiwa." (I hope u come tonight, jl. Kebayoran lama no. 88, restaurant Lily meja 8. Jam 7p.m. See u there."
What?? Apa maksud semuanya? Nanti malam? Sedangkan sekarang sudah pukul 5.30. Aku bergegas, mandi. Aku penasaran, yahh.. Sangat penasaran. Ingin rasanya, aku hajar, jika orang itu orang yang berniat mengerjaiku.

"Kamu mau kemana Cinta, koq rapi sekali??" Tanya ayah.
"Cinta, mau makan malam yah. Panjang ceritanya, cinta udah cantik belum?"
"Sudah.. Sudah.. Cantik sekali, persis bundamu dulu waktu masih muda."
"Ahhh, ayah.. Udah ahh, jangan bikin cinta sedih. Cinta pergi dulu ya, ayah." Sontak aku mencium pipi ayah.
"Heiii, heii, Cinta.. Jemputannya udah ada di depan yah? Jangan bawa mobil." Teriak ayah
Apa?? Jemputan?? Gag salah?? Dan benar, setelah aku membuka pintu gerbang depan, aku mendapatkan mobil BMW merah, yang serasi sekali dengan gaunku malam ini. Aku duduk dalam diam, dan sepertinya supir mobil ini juga tak berniat membuka pembicaraan. Sampai, akhirnya mobil berhenti di sebuah restauran mewah. jl. Kebayoran lama no. 88, restaurant Lily meja 8. Meja 8. Aku mencoba mengingatnya. Okehh, 8. Kenapa serba 8 yh? Kebetulan sekali karena aku menyukai angka 8. Aku di sambut, dengan ramah oleh para pelayan di sana, dan menujukan meja 8. Dan aku mendengar suara seseorang di atas panggung.
"Melihat senyummu, membangkitkan semangatku.."
Jantungku terasa berhenti, ini seperti kalimat yang ada di bunga lily tadi pagi, dan aku mencoba berdiri dan mencoba melihatnya, namun nihil. Sama sekali tak terlihat.
" Duhai kasihku, kau cantik sekali hari ini.. Bening, seperti tetesan embun pagi."
Aku kembali duduk, dan mencoba menikmati nyanyian yang merdu itu, dan aku teringat akan sesuatu.
"Embun pagi, yang terperangkap dalam lembutnya daun dan selalu tersimpan dalam sejuknya jiwa."
Aku ingat.. Diaaaaa.. Dan, entah mengapa aku teringat tentang dia, suara itu. Dan airmataku menetes ketika orang itu berbicara.
"Sayang, happy anniversary yang ke 8th yah." Dan entah kenapa, kakiku hanya berlari, mendekati panggung.
Dannnn.....
Benar.. Suara itu suara..
SAM!!!!
dan, aku tak bisa mengungkapkan kata-kata. Aku berlari memeluknya, dan sontak semua orang bertepuk tangan. Aku melihat Ayah, aku melihat mami, papi, aku melihat mbak gladish dan teman-teman SMA ku datang, dan bahkan keluarga di gerejaku juga.
"I miss u, n I'll never let u go again."
"Promise?" Hanya itu yang bisa aku keluarkan.
"Yeahhh, of course."

Dan kami, menghabiskan malam dengan bersenang-senang. Dan kami (aku dan Sam) tahu, kalau ini waktu yang tepat untuk memulai semuanya dari awal.

TAMAT

True love #Part 6 awal

Namaku sam, aku murid SMA di sekolah A. Aku salah satu pria yang menjadi incaran para gadis, namun mataku tertuju kepada seorang gadis manis, periang, dan cantik. Gadis itu bernama Cinta. Aku tidak tahu, sejak kapan aku mulai memperhatikan gerak-geriknya, yang aku tahu perasaan ini sudah cukup lama, dan hatiku selalu damai ketika melihatnya tersenyum. Apakah ini cinta? Tidak sedikit wanita cantik di sekolahku, dari seorang model, artis, dan bahkan anak-anak penjabatpun sekolah di sini. Namun, tetap.. Mataku tertuju pada senyum gadis itu.

Entah bagaimana caranya, aku pun tak tahu. Bagaimana bisa sekarang aku mempunyai status dengan Cinta? Sampai sekarang pun, aku masih tidak habis pikir, kenapa Cinta menerima cintaku. Semakin hari, semakin aku mengenal Cinta. Dan aku tahu, aku menemukan seseorang yang selama ini aku cari. Buktinya, dia selalu ada ketika orangtuaku tak ada di sampingku, buktinya dia selalu ada ketika aku membutuhkannya, buktinya dia tidak pergi meninggalkanku ketika aku terjebak dalam dosa oba-obat jahanam itu.

Aku sedih, aku menyesal, dan untuk pertama kalinya aku menangis. Bukan, bukan karena orangtuaku bercerai,namun karena Cinta menangis. Ya, aku telah mengambil harta yang paling berharga darinya, keperawanannya. Walaupun aku tahu Cinta mencintaiku, namun aku selalu menghargainya. Tapi, semuanya sirna begitu saja, hanya karena 1butir obat jahanam itu. Aku benar-benar terpukul saat Cinta memberitahuku bahwa dirinya hamil, ya hamil anakku. Siapa lagi bapak bagi anak yang Cinta kandung, kalau bukan aku? Aku bingung, aku sedih, jujur aku takut. Takut, jika Cinta tak ada di sisiku lagi. Dan akhirnya, aku menikahi Cinta, tanpa restu kedua orangtua kami, karena mereka mengusir kami.

Kami hidup dengan sisa uang di tabungan ku dan Cinta. Namun, sial.. Aku sudah terlanjur, menjadi seorang pecandu. Sudah terlambat untukku keluar dari semua jeratan obat-obatan jahanam itu. Hal ini di buktikan dengan kejadian dulu, sempat Cinta tidak membelikan aku obat itu, dengan alasan uang kami hampir habis. Awalnya, aku hanya tersenyum dan menganggap semua akan baik-baik saja. Namun, kenyataannya.. Tubuhku meriang, tubuhku seperti tanda-tanda sakaw yang dulu guruku ajarkan di sekolah. Karena aku tidak kuat menahan semuanya, Cinta aku pukuli karena dia tega tidak membelikan barang sebijipun obat itu. Aku kacau, aku benar-benar kacau. Dan, saat aku mulai sadar, aku menyesal telah memukul Cinta dan membuatnya menangis. Kebiasaan ini, selalu terjadi bila sakawku kumat. Dan, ingin hasratku menahan untuk tidak memukul Cinta, namun sia-sia. Aku tak bisa menahannya. Aku takut, bila nanti Cinta tidak kuat, dan meninggalkanku.

Tidak, tidak bagi Cinta. Kau tahu? Cinta sama sekali tidak mengeluh, Cinta tak pernah mengucapkan hal-hal yang aku takutkan. Cinta tidak meninggalkanku, setiap kali aku memukulinya, dia selalu tersenyum kearahku, dan memeluku dengan penuh kasih sambil menyanyikan lagu yang menenangkan jiwa.
"tenanglah tenang, aku di sisimu selalu ada menjagamu...... Tenang yah sayang, everything is gonna be okay."
Dan aku selalu seperti anak kecil, yang selalu tertidur di pangkuan ibunya ketika ibunya mengelus-elus kepala anaknya dan menyanyikan lagu nina bobo.

Hal yang paling mengenaskan dalam hidupku adalah, melihat dengan mata kepalaku sendiri calon anakku meninggal, dan meninggal karena ulahku. Yaaa, ulahku.. Karena, aku terlalu keras memukul Cinta. Dan, dengan tanganku sendiri, aku mengubur calon anakku di belakang kontrakan dimana aku tinggal, aku melihat istriku duduk lemas di lantai, sambil menyaksikan calon anaknya aku kubur di dalam tanah. Aku tahu, aku tahu Cinta terpukul, aku tahu Cinta menjerit dalam hati. Aku benar-benar menyesal. Dan, aku bertekad untuk berhenti memakai obat-obatan itu lagi.

----------------------------------

Hari ini, untuk pertama kalinya Cinta marah kepadaku. Yaa, karena aku mencuri uang hasil kerjanya untuk membeli obat-obatan itu lagi. Aku panik, lagi-lagi aku takut bila Cinta mengucapkan kata-kata yang tidak ingin aku dengar. Namun, tidak.. Cinta lagi-lagi tak melakukan itu. Cinta hanya marah, dan di akhiri oleh tangisan. Aku sedih, lebih baik aku di pukul, aku di tendang, aku di tampar, daripada harus melihat Cinta menangis lagi.

Hal yang aku takutkan akhirnya datang, Cinta memasukan aku ke rehabilitasi, aku gag tahu. Apakah ia membenciku, makanya dia memasukan aku ke tempat keramat itu? Apakah dia sudah tidak kuat hidup dengan aku? Aku tidak tahu. Aku hanya menatapnya, dan memohon agar dia tidak meninggalkan aku sendirian di tempat itu. Namun, Cinta mengacuhkan aku. Awalnya aku sedih..
"Kamu udah gag sayang yah sama aku?"
"Sayang.. Aku masih saayang.."
"Tapi kenapa?? Kamu koq tega sih?"
"Aku gag sanggup jika lihat kamu menderita terus Sam, aku ingin kamu seperti dulu, yang belum menjadi seorang pecandu. Aku harap kamu ngerti" Cinta memeluku, dan menciumku, dan lagi-lagi dia berkata "everything is gonna be okay." Aku menjalani hidup di rehab sekarang-karang ini, kau tahu? Aku merasakan kesepian, aku sedih dan merasa hampa ketika aku tahu Cinta tak ada di ranjangku. Aku selalu menantikan malam, karena Cinta selalu menjengukku disini, di saat jam-jam pulang pabrik. Dia bercerita tentang para biarawati, tentang anak-anak kecil yang selalu mengajaknya main, ya.. Dari dulu memang Cinta menyukai anak-anak kecil, dan dia sering bercerita tentang rekan-rekan kerjanya. Aku senang walau sempat hanya 15menit dia menjengukku, karena dia harus pulang karena Romo sedang sakit, dan dia ingin merawatnya.

-------------------------------

Aku menanti-nantikan Cinta datang, namun sudah semalaman ini dia tidak menunjukan batang hidungnya. Kemana dia? Apakah dia sakit? Aku tetap menunggu, berharap dia datang. Walau aku tahu, itu mustahil, karena jam tidur sudah di bunyikan. 1bulan, 2 bulan, dan berbulan-bulan Cinta tak pernah datang lagi menjenggukku, melainkan sekarang mami yang sering membawakan makanan-makanan mewah untukku. Entahhh.. Apa yang sedang terjadi kepada Cinta? Apakah dia sudah tidak mencintaiku? Apakah dia menemukan pria yang lebih baik dari aku? Entahlahh.. Aku tetap tidak mengerti, dan setiap malam aku selalu menantikan kehadirannya untuk memamerkan lagu-lagu yang sudah menumpuk yang sengaja aku buat untuknya.

True love #Part 5

Hari demi hari, waktu demi waktu. Aku tak pernah tahu kabar Sam. Haha. Aku tahu, pasti Sam sangat kecewa, karena menganggap aku sudah melupakannya.

Semenjak kecelakaan itu, aku berhenti bekerja di pabrik. Aku melamar menjadi seorang guru kesenian di SD B, yang pendirinya adalah gereja di mana aku tinggal sekarang. Ketika aku mengajar lagu "bunda" yang penyanyinya adalah melly guslow, aku jadi teringat bundaku. Bagaimana yah kabar bunda?

Aku menelpon kakak, menanyakan keadaan bunda. Kakak mengatakan bahwa bunda tetap seperti dulu, duduk tak berdaya di kursi rodanya. Aku menangis, dan ingin bertemu bunda.

Sore itu, tepatnya di taman. Aku melihat seorang wanita paruh baya duduk di kursi rodanya, ya kau tau. Dia bundaku. Kakak sengaja, membawa bunda ke sana. Aku menghampiri bunda. Aku tahu, bunda sangat kaget, karena matanya membesar. Aku tak kuat menahan airmata.
"Bunnn.. Bunda masih inget cinta kan?"
"Bunnn.. Maafin cinta yahh.. Bunda jadi begini."
"Bunnn.. Gimana kabar bunda? Udah hampir 4tahun kita gag ketemu. Apa bunda baik-baik ajah?"
"Bunnn.. Koq cinta jadi sedih yah? Koq cinta jadi cengeng gini sih bun?"
"Bundaaa.. Koq bunda gag hapus airmata cinta sih? Kan cinta nangis" aku meraih tangan bunda, dan membantu bunda menghapus airmataku. Lalu aku memeluk dan mencium bunda.
"Bunda, bunda tau gag sih cinta kangen? Bunda gag salah didik cinta, buktinya cinta kuat kan?"
"Bunnnn.. Jangan nyalahin Sam yah. Sam gag salah, Sam keq gitu karena kurang kasih sayang makanya Sam memberontak. Sekarang Sam masih di rehabilitasi bun. Tapi cinta udah gag tau kabarnya."
"Bunn, dulu bunda sama ayah begini gag? Pasti so sweet yah bun? Cinta juga, cinta di buatin lagu bun sama Sam banyak banget, bunda tau kan suara Sam itu bagus banget, cinta bahagia hidup sama Sam bun"
"Bunnnn, ternyata dunia itu jahat yah? Bunda tau gag? Kalo cinta pernah di perkosa sama majikan dimana tempat cinta kerja, iyahh.. Bunda tau gag? Kalo cinta udah 2kali ke guguran."
"Bunnn, kenapa yahh.. Koq cinta bisa kuat, kenapa yah koq cinta gag bunuh diri ajah? Apa karena cinta sayang banget sama Sam?"
"Tapi sekarang Sam udah bahagia mungkin sama maminya. Semoga bahagia yah bun. Cinta di larang buat ketemu Sam lagi bun. Sedih banget deh bun, apa dulu bunda sama ayah kisah cintanya begini yah bun?"
"Haha.. Udah ahh, cinta jadi cengeng, cinta sekarang jadi guru kesenian bun di SD B. Tau gag bun? Ada guru cowo yang naksir sama cinta. Haha.. Ganteng sih bun, tapi kenapa yah. Cinta selalu kepikiran Sam?"
Tiba" kak Gladish dateng.
"Bunn, udah mau gelap nih.. Bunda pulang yah? Bunda bilangin ayah yah? Jangan marah lagi sama cinta dan Sam. Okayy?? Daghh bunda.. Cinta sayang bunda. Bunda harus sembuh yah?"
Aku pergi sambil menciumi tangan dan kening bunda. Aku gag tahan jika melihat bunda seperti ini.

Aku menjalani hidupku, aku kuat karena aku harus berjuang bagi mereka yang mengasihi aku. aku kangen sama sam, udah 2tahun gag ketemu dia. apa dia sudah keluar dari rehab? Apa hidupnya bahagia? Tiba-tiba hp ku berbunyi.
"Halo?"
"Cinnnn.. Bunda cin.."
"Kenapa kak?"
"Bundaa.. (Hiks) meninggal"
"Apa!?!?"
"Kamu sabar yahh, kamu ke rumah yah, jangan peduliin ayah."
"Iya kak"

Aku terkejut, aku menangis, aku kecewa, aku benar-benar terpukul. Mengapa Tuhan, selalu mempersulit keadaanku? Baru kemarin aku cerita bersama bunda.

Setelah pemakaman bunda usai, ayah tiba-tiba menghampiriku. Aku sudah menyiapkan diri, untuk mendapatkan hinaan dari ayah. Namun, tak ku sangka ayah memeluku. Dan menciumi kepalaku.
"Nakkk.. Ayahh kangen, kenapa baru pulang sekarang?"
"Yahhhh.. Maaf"
"Stttt.. Sebelum bunda pergi bunda menulis surat ini untuk ayah, lihat, seberapa kerasnya bundamu mencoba menulis cerita ini, dia menceritakan kehidupanmu yang sangat keras. Maafin ayah yah cin, gag bisa jadi ayah yang baik."
"Ayahhh.. Huhuhuhu.. Cinta sayang ayahh"
"Jangan pergi lagi yah cin?"
"Iyah ayah."